"Tentu saja aku juga tahu bahwa buat Anda tidak penting berapa lama dibutuhkan untuk menangkap orang itu. Bukankah makin lama waktu itu, makin lama Anda bisa tinggal di ini, makan, dan mengerling ?" "Saya minta jangan membawa-bawa lagi soal itu. Terutama di depan Yang Dipertuan." itu pun tam seperti seorang anak yang akan menangis. "Aku bersedia menganggap seluruh peristiwa ini sebagai rahasia. T kalau pencarian di pegunungan sepanjang hari itu berjalan terus, para petani akan mengalami kesulitan besar. Tidak hanya para petani, tet juga penduduk kampung terlalu limgung dan ketakutan untuk melakukan pekerjaan yang biasa. Menurut penglihatanku, kesulitannya adalah Anda tidak menggunakan strategi yang sewajarnya. Bahkan menurut pendapatku Anda tidak menggunakan strategi sama sekali. Apa betul anggapanku, bahwa Anda tidak mengenal ?" "Saya malu mengakuinya, t memang demikian." "Nah, Anda harus merasa malu. Karena itu tak akan kaget kalau aku sebut Anda tolol. Anda bisa saja seorang pejabat, t menyedihkan sekali, Anda orang yang tidak berpendidikan dan sama sekali tidak efektif. T tak ada gunanya membikin pusing Anda. Aku hanya akan mengusulkan sesuatu. Aku pribadi menawarkan diri untuk menangkap dalam tiga hari." "Anda menangkap dia?" "Apa Anda kira aku berkelakar?" "Tidak, t..." "T apa?" "T kalau dihitung tenaga bantuan dari Himeji dan semua petani serta itu, lebih dari dua ratus orang sudah menjelajahi pegunungan itu hampir tiga minggu lamanya." "Aku paham betul." "Dan karena sekarang ini musim semi, beruntung. Banyak yang bisa dimakan pada musim ini." "Kalau begitu, apa Anda merencanakan untuk menunggu sampai turun saiju? Kira-kira delapan bulan lagi?" "Tidak, saya pikir tak bisa." "Tentu saja tidak bisa. Justru karena itu aku menawarkan diri menangkapnya untuk Anda. Aku tidak membutuhkan bantuan; aku dapat melakukannya sendiri. T pikir-pikir, barangkali aku akan membawa serta . Ya, kami berdua cukuplah." "Anda main-main saja, kan?" "Diam dulu! Apa menurut Anda, menghabiskan seluruh waktunya buat bikin lelucon?" "Maaf." "Seperti kukatakan tadi, Anda tidak mengenal , padahal menurut pendapatku, itulah sebab terpenting kegagalan Anda yang memalukan. Sebaliknya, mungkin saja aku hanya seorang sederhana, t aku memahami . Sekarang tinggal satu syarat lagi. Kalau Anda tak setuju, aku tersa duduk lagi dan melihat saja Anda terus membuat kesalahan besar, sampai salju jatuh, dan barangkali juga kepala Anda." "Apa syaratnya?" tanya hati-hati. "Kalau aku berhasil membawa pulang pelarian itu, akulah yang menentukan nasibnya." "Apa maksud Anda?" menarik-narik kumisnya. Berbagai pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Bagaimana mungkin ia bisa yakin aneh ini tidak akan menipunya? Walau ia bicara lancar, ada kemungkinan ia sama sekali tidak waras. Mungkinkah ia teman , seorang anteknya? Mungkinkah ia tahu di mana orang itu bersembunyi? T kalaupun tidak tahu-rasanya memang tidak-apa salahnya memberinya kesempatan,
7 tahun yang lalu